MAKALAH
BAHASA INDONESIA 2#
PENALARAN
INDUKTIF
Oleh
:
Nama : Revika Rusviana Arafi
NPM :
27213465
Kelas : 3EB22
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS/JURUSAN
AKUNTANSI
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam makalah “Penalaran Induktif” penulis bermaksud menjelaskan secara detail
akan Penalaran Induktif. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah
satu syarat tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2#.
Akhir kata tak ada gading yang tak retak, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Bekasi, 12 November
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………….……………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………….….………….. ii
BAB I ……………………………………………………………………….………….. 1
PENDAHULUAN …………………………………………………………….…...…… 1
A.
Latar Belakang……………………………………………………….…….……… 1
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………….…….……. 1
C.
Tujuan Penulis………………………………………………………….….……… 1
D. Metode
Pengumpulan Data……………………………………………….……….. 2
E. Sistematika………………………………………………………………….….…… 2
BAB II ………………………………………………………………………...…….….. 3
PEMBAHASAN …………………………………………………………...……….…… 3
A.
Pengertian Penaaran…………………………………………………….….… ……... 3
B.
Pengertian Indutif……………………………………………………….………… 3
a.
Generalisasi…………………………………………………………....…………. 3
b.
Analogi………………………………………………………………….………… 4
c.
Hubungan Kausal………………………………………………………………… 5
BAB III ………………………………………………………………...…….…..……… 7
PENUTUP ……………………………………………………………..……………….. 7
Kesimpulan………………………………………………………..….………………… 7
DATAR PUSTAKA ………………………………………………………………..….. 8
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pencarian
pengetahuan yang benar harus berlangsung menurut prosedur atau kaedah hukum,
yaitu berdasarkan logika. Sedangkan aplikasi dari logika dapat disebut dengan
penalaran dan pengetahuan yang benar dapat disebut dengan pengetahuan ilmiah.
Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu
Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif. Penalaran deduktif merupakan
prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus.
Metode
ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen
dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih
dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif
tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus
sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau
pengetahuan baru yang bersifat umum.
Dalam
hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Dengan
demikian, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat
digunakan secara bersama-sama dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu
wujud penelitian ilmiah yang menggunakan metode ilmiah dan taat pada
hukum-hukum logika
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan Penalaran
Induktif ?
2.
Apakah yang dimaksud dengan Pealaran ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui definisi Penalaran Induktif.
2.
Memahami arti Penalaran Induktif.
3.
Mampu menjelaskan Penalaran Induktif.
D. Metode Pengumpulan
Data
Metode
yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini, sangat sederhana. Penulis
mengumpulkan informasi dari beberapa buku, media internet dalam mengumpilkan
data.
E. Sistematika
Makalah
ini membahas apa yang dimaksud dengan penalaaran Induktif.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatanindera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentukproposisi – proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu deduktif
dan induktif.
B.
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif
adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut
Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu
memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum
teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat
sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu
penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh : Sejak suaminya
meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia
pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis
untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari
bersama tiga orang anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya
masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih
duduk di bangku SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide
pokok)
Beberapa bentuk
penalaran induktif adalah sebagai berikut.
1.
Generalisasi
Generalisasi ialah
proses penalaranyang megandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat
tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala
dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar.”
Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan
memberikan gambaran seperti itu.
Contoh:
Jika dipanaskan, besi
memuai.
Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas
memuai.
Jadi, jika dipanaskan,
logam memuai.
benar atau tidak
benarnya dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal berikut.
1)
Data itu harus memadai jumlahnya. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin
benar simpulan yang diperoleh.
2)
Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan
simpulan yang benar.
3)
Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus
tidak dapat dijadikan data.
a.
Macam – macam generalisasi
·
1) Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi
macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi
tetap saja yang belum diselidiki.
·
2) Generalisasi tidak sempurana
Adalah generalisasi
berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkakn kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki.
2.
Analogi
Analogi adalah cara
penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama.
Contoh:
Nina adalah lulusan
akademi A.
Nina dapat menjalankan
tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan
akademi A.
Oleh sebab itu, Ali
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan penalaran secara
analogi adalah sebagai berikut.
1)
Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu.
2)
Analogi diakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3)
Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.
3.
Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya, tombol
ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan
kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia kena
penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan
kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut.
a.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini
berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini dapat pula berpola A
menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang
dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam kaitannya dengan
hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan
simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas
terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat sebiji buah mangga
terjatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa kemungkinan
penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempas angin, dan
mungkin pula dilempari anak-anak. Pastilah sakah satu kemungkinana itu yang
menjadi penyebabnya.
b.
Akibat-Sebab
Akibat-Sebab ini dapat
kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi kedokter. Ke dokter merupakan
akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam
penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
c.
Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah
suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung
disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut.
Ketika pulang dari
pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan
bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.
BAB
3
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari
berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya
ada 2 macam yaitu penalaran Deduktif dan penalaran Induktif.
Penalaran
Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Penalaran
Induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E Zaenal
dan Tasai, S Amran. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Tukan, P. 2006. Mahir
Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar